Aira bergumam,andai permohonan terkabul,atau ada bintang jatuh. Gumam nya . "Aira . . ."sesuatu suara yang lembut memanggil.
Tentu saja Aira terkejut. "Keluar lah. Tunjukkan diri mu !,"tukas Aira tegas sambil mengelap keringat dingin nya yang bercucuran.
Orang itu lalu keluar. Aira lalu terpaku, bukan orang melainkan seorang peri mungil. Aira berjalan mundur,"Tenang,Aira. Aku adalah peri Pipi. Peri si pengabul permohonan seseorang ."ucap peri Pipi tersenyum.
Aira yang awal nya ketakutan,sekarang sudah biasa dengan peri Pipi.
"Hai,peri Pipi !,"sapa Aira ramah. "Kenapa malam belum tidur ?. Seharus nya kamu sudah tidur,Aira"celetuk Peri Pipi sambil menggeleng.
Aira tersenyum malu,"Aku sedih. Kenapa,permohonan ku tidak terkabul. Jadi,setiap malam aku selalu berharap permohonan ku terkabul. Tetapi,nyata nya tidak . . ."jelas Aira. Peri Pipi memanggut-manggut. "Jadi,begitu alasan nya ?"tanya Peri Pipi.
Aira mengangguk,"berlututlah Aira,lalu berdoa sesuai permohonan mu."kata Peri Pipi.
Senyum Aira mengembang,"Apakah kau ingin mengabulkan permohonan ku ?."tanya Aira girang.
Peri Pipi tertawa pelan,"Tidak . . aku tidak mengabulkan permohonan mu."jawab Peri Pipi.
Seketika senyum Aira memudar,"Tapi . . . Untuk . . "ucapan Aira terhenti.
Peri Pipi menghilang,saat itu ada seberkas cahaya yang ia lihat.
Aira lalu mengikuti perintah Peri Pipi. Aira berlutut,lalu berdoa sesuai permohonan.
" Aku ingin,Peri mungil tadi muncul kembali. Dan semoga aku juara di
kelas ku. Berilah aku kesempatan untuk bertemu teman dan sahabat
lama ku besok. Ibu dan Ayah yang selama ini bekerja untuk kebutuhan
Kakak dan aku. Semoga pekerjaan mereka cepat usai dan tidak perlu
bekerja lagi.
Semoga permohonan ku terkabul sesuai keinginan ku. Terima kasih
juga yang telah mengabulkan permohanan ku."ucap Aira .
Setelah itu Aira melihat bintang . Bintang itu bersinar terang sekali.
" Di mana peri mungil tadi ?. Aku ingin bertemu dengan nya . . ."celetuk Aira. Ia melihat bintang tersebut. Mata nya mulai menutup.
Sekejap saja ia tertidur. "Tidurlah dengan nyenyak,Aira . . . ,"ucap suatu suara.
***
Esok nya . . .
"Aira . . ! Aira . . !. Bangun,Nak !,"ucap Ibu sambil membangun kan Aira. Aira perlahan-lahan membuka mata nya.
"Di mana aku ?."tanya Aira sambil mengusap mata nya.
"Kamu semalam tertidur di teras . . . Ibu sempat panik,"tukas Ibu.
Aira menepuk jidat nya. "Oh ya,aku lupa !. Hari ini sekolah !"tukas Aira. Aira tergesa-gesa mengambil seragam sekolah nya. "Hari ini hari Minggu,Aira" kata Ayah sambil merangkul bahu Aira.
Lagi-lagi Aira menepuk jidat nya. "Astaga . . karena tergesa-gesa aku lupa kalau hari ini Minggu !,"kata Aira.
"Sudah. Kamu mandi saja !,"pinta Ibu . Aira mengangguk.
Ayah dan Ibu berlalu pergi. Aira mengambil handuk, tiba-tiba seberkas sinar muncul sangat terang. Aira menyipitkan mata nya karena terlalu silau.
Aira melihat peri Pipi. "Peri Pipi !,"sorak Aira. "Halo Aira,apakah kamu kemarin sudah melaksanakan perintah ku ?."tanya Peri Pipi.
Aira mengangguk,"Ayah dan Ibu tidak bekerja lagi.Karena,bagi ku. Pasti mereka lelah. Lalu,aku ingin sahabat dan teman ku kembali. Besok,pasti aku bertemu mereka !.Tak lupa,aku ingin bertemu mu !"cerita Aira .
"Apa kamu yakin permohonan mu itu sangat menyenangkan ?"tanya Peri Pipi. Aira mengangguk senang.
Setelah bercakap-cakap,Aira lalu mandi dan sarapan. "Ssttttt . . ."bisik Peri pipi.
"Apa ?,"tanya Aira singkat. "Tolong sentuh jari telunjuk ku !"perintah Peri Pipi. Aira lalu menyentuh jari telunjuk Peri Pipi yang mungil itu.
"Kenapa ?."tanya Aira terheran-heran. "Apakah jari telunjuk ku dingin atau panas ?"tanya Peri Pipi balik.
"Dingin !"jawab Aira. Peri Pipi sangat terkejut,ia menggigit kuku nya ketakutan. Ia menutup muka nya dengan kedua tangan.
"Kenapa,ada apa memang nya ?!,"kata Aira panik.
Tersimpan 10 kata yang ingin di katakan Peri Pipi,tetapi ia tak bisa bicara. " Kalau telunjuk ku dingin,berarti permohonan mu sangat buruk sekali"jawab Peri Pipi.
Aira terbelalak kaget,"Ken . .kenapa be..begitu ?,"tanya Aira terbata-bata.
"Mungkin . . . ada yang kamu ucapkan salah !"jawab Peri Pipi kurang yakin.
Aira berbaring di kasur nya. "Ya,permohonan ku terkabul. Tetapi tidak ingin menjadi begini !,"bentak Aira.
Mata nya berkaca-kaca, ia lari sambil menangis. "AIRA !"teriak Ibu dari dapur.
Aira segera ke dapur,ia berusaha tersenyum. "Oh ya,kita hari ini jalan-jalan ya !. Pekerjaan Ibu dan Ayah sudah selesai. Ayah dan Ibu sudah le lah . . ."senyum Ibu . Aira bergidik ketakutan,"Ti . . tidak usah,Bu."ucap Aira menolak.
Bersambung . . .
0 komentar:
Post a Comment