Jeany dan Elsa - 1
Malam yang gelap bagi Jeany,seperti kehidupannya,ketidakadilan,kesialan.
"Elsa,bisakah aku ..."ucapan Jeany terputus.
"Tidak ! Dan tidak !,"sergah Elsa.
Jeany jadi sedikit kesal,ia tak peduli kalau Elsa marah,kecuali Ibu dan Hani.
Ia belum bisa tidur,ia melihat bintang di langit.
"oh .. kumohon Elsa,biarkan aku ...,"Elsa memotong ucapan Jeany lagi.
"Oh .. diamlah ! Tidak bisakah kau diam !. Besok adalah liburan musim dingin,aku besok ingin bangun pagi !."potong Elsa.
"Tapi,kenapa ?"tanya Jeany bingung.
"Itu rahasia !. Kau ingin tahu saja !,"bentak Elsa.
***
Pagi yang dingin menyambut mereka.
Dengan susu putih hangat,dan sepiring nasi goreng ditambah telur mata sapi.
"Elsa,apa rencana mu pagi ini ?"tanya Jeany.
"Tidak sopan !. Habisi dulu makanan nya,"kata Elsa yang tak suka.
Pablo dan Nathalia tertawa kecil .
Apa yang direncanakan nya ?.gumam Jeany.
Selesai makan,keempat anak itu memakai sweater tebal. Jeany memegang tangan Nathalia.
"Jangan nakal,ya !"nasihat Jeany pada Nathalia.
Seketika,Elsa diam-diam pergi meninggalkan Jeany,Pablo,dan Nathalia.
"Kalian jangan kemana-mana !"bentak Jeany.
Jeany menjinjitkan kaki nya supaya tak ketahuan. Elsa lalu pergi ke sebuah gua.
"Hani,keluarlah !,"teriak Elsa.
Jeany terkejut,"Han..Hani .. tak mungkin,ia ..hi..lang dalam badai sal...ju,"ucap Jeany terbata-bata.
Jeany mengintipi mereka berdua secara diam.
"Hani,maaf aku tak menunjukkan dirimu pada tiga saudaraku dan Ibu,"celetuk Elsa menyesal.
"Tidak apa,lagipula,mereka pasti tak percaya."tukas Hani dengan mantel putih nya dengan kulitnya yang pucat.
"Ini,roti panggang dan susu hangat. Aku berjanji,akan menyisakan setiap makanku padamu"kata Elsa.
"Aku merasa.. ada orang disekitar sini.."ucap Hani sambil meneguk susu putih hangat.
"Aku akan pergi. Berbaringlah disini Hani,"tukas Elsa sambil tersenyum lembut.
Jeany berlari sekencang nya ke rumah.
Dengan nafas terengah-engah,ia membuka sweater nya.
Ia menghangatkan diri nya di perapian.
"Ohh ... hangatnya."ucap Jeany pelan.
"Ya,bahkan lebih hangat dari matahari !."bentak Elsa lembut dengan suara sinis nya.
"Oh .. Elsa,ada apa ?"tanya Jeany gugup.
Elsa menghela nafas. Ia melototi Jeany.
"Kau melihat Hani ?."tanya Elsa.
"Tidak,lagipula,ia masih hidup dalam badai salju ?,"tanya Jeany.
"Aku ingin bertanya,apakah kau meninggalkan Nathalia dan Pablo ?."tanya Elsa.
"Benar kan ?. Apa yang membuat mu meninggalkan mereka ?! Kau melihat Hani dengan mantel putih dengan kulitnya yang pucat kan ?!."bentak Elsa dengan lantang yang membuat Jeany terpojok.
Jeany baru kali ini melihat Elsa semarah ini.
"Menyebalkan ! Aku benci kau !. Dasar,"bentak Elsa lagi.
"Aku hanya ingin tahu rencanamu.."ucap Jeany lirih.
"Hentikan pertengkaran kalian !"teriak seseorang sambil membuka pintu rumah mereka.
Mereka menoleh sekilas dan terkejut.
"Hani !"teriak Elsa dan Jeany bersamaan.
Hani dengan kulit pucatnya berjalan pelan.
"Elsa,biarkan Jeany tahu semua ini. Sejak aku menghilang,kalian selalu bertengkar,iya kan ?."celetuk Hani .
"Oh Hani,kenapa kulit mu pucat ?,"tanya Jeany.
"Aku terjebak dalam badai salju,seminggu lalu dan aku kedinginan dan kelaparan "jelas Hani.
''Aku yang menyelamatkan Hani 3 hari lalu !.
ia tertumpuk sekumpulan salju di Bukit Hone."kata Elsa penuh kemenangan.
"Dan,kalau kau berusaha menyelamatkan nya.Kenapa tidak mengajak Hani kesini dan menjelaskan secara jelas ?!,"kata Jeany tak mau kalah.
"Diam ! Diam ! Tak bisakah kalian tak bertengkar ?!,"suara parau Hani terdengar.
"Maafkan aku,Hani"kata Jeany.
Hani mengangguk,ia terjatuh di sofa.
Elsa dan Jeany membawa nya ke kamar dan memberi nya segelas teh hangat dan buah segar.
Tak sampai 10 menit,Hani terbangun.
"Minumlah teh hangat dan makanlah buah segar ini agar kau sehat kembali,"ucap Jeany lembut.
"Terimakasih.."kata Hani pelan.
***
Malam penuh bintang bagi Jeany. Hani tampak terduduk di sofa. Ia sesekali melirik ke jendela.
"Ada apa,Hani ?. Apa ada seseorang yang kau tunggu ?."tanya Jeany .
"Tidak ada. Bolehkah aku permisi untuk membuat teh ?"tanya Hani balik.
Jeany megangguk lembut. Hani segera menuruni tangga dengan cepat.
Jeany bertopang dagu,ia khawatir. Ia lalu melihat ke jendela. Ia melihat Hani memakai pakaian putih panjang dengan rambut pirangnya yang panjang.
Dengan boneka salju di halaman rumah Jeany.
"Kenapa Hani mendekati boneka salju itu ? Siapa boneka salju itu ? Dan kapan ?!,"tanya Jeany terbata-bata.
Bersambung ...
0 komentar:
Post a Comment