"Aaa ... !!!"teriak Palascha kesal.
Ia melihat kue terbaik yang dibuatnya habis dimakan seseorang.
"Padahal aku sudah menyembunyikannya. Awas kalau ketahuan orang itu, kuhukum ia !,"gertak Palascha .
Ia harus menyiapkan dari awal lagi,Palascha harus membeli tepung terigu,telur,mentega,gula yang habis setiap kali Palascha membuat banyak kue. Kali ini Palascha tidak membuat kue lagi, tetapi donat.
Ia membawa keranjang belanjaan sendiri lalu membawa uang lebih.
Dengan perasaan masih kesal,ia menendang batu di setiap jalan.
Pasti ada yang suka kue. Yang kutahu Plum,sedangkan Aira paling benci kue dan Cornelis suka memasak dan membuat kue. Hmmm . Pikir Palascha yang masih dikelilingi perasaan kesal.
Sesampainya di toko bahan dan peralatan memasak milik Bu Trokoto, Palascha langsung membeli bahan yang diperlukan.
"Wah ... wah ... banyak sekali beli nya. Hmmm ?,"tanya Bu Trokoto penasaran.
"Ada yang memakan kue buatan ku Bu Trokoto, bahkan sampai mengotorkan ruangan dapur."jawab Palascha cepat sambil menyodorkan uang lebih.
"Datang lagi ya ...."kata Bu Trokoto sambil melambaikan tangannya pada Palascha.
Palascha melangkahkan kaki nya dengan cepat.
Ia melihat jam dinding di rumah, sudah jam 7 malam tepat.
"Aduuhhh ... pesta malam ini kacau kalau aku belum sediakan hidangan !,"keluh Palascha.
Dengan gesit,tangannya mengocok adonan dan lainnya.
Tepat jam 07.30 malam,temannya datang,tentu tidak dengan tangan kosong.
Chika,Lena,dan Rithalia membawa tas punggung dan dan keranjang.
"Malam Palascha sayaaang ..."sapa Chika lembut.
"Malam Chika ! Kalian bawa apa ?,"tanya Palascha penasaran.
"Kejutaannn .. ! Kami bawa camilan,ponsel dan kue kesukaan mu !"jawab Lena.
"Ya ! Aku bawa buku cerita juga."tambah Rithalia.
"Tunggu bila aku juga memberi kejutan juga,"tukas Palascha sambil tersenyum rahasia.
Palascha mengambil donat-donat yang penuh dengan aneka hiasan topping dan lainnya.
"Donat spesial untuk teman ku !."teriak Palascha.
Mereka pun makan bersama. Palascha jadi teringat kekesalannya tadi.
"Hu-uh !"dengus nya kesal.
Rithalia melirik Palascha,Rithalia memandang Lena dan Chika. Mereka mengangguk pada Rithalia yang berarti tanda.
"Kamu kenapa Lascha ?,"tanya Rithalia.
"Tadi ada yang memakan kue yang kubuat susah payah !"jawab Palascha.
"Kita harus menjebak orang itu,"bisik Lena.
"Siapa saja yang suka makan kue ?."tanya Chika.
"Plum suka kue,Aira benci kue,dan Cornelis suka memasak dan membuat kue,"kata Palascha.
Rithalia,Chika dan Lena saling pandang.
"Wahh ... bisa jadi Plum"ucap Chika mengasal.
"Sudahlah tidur saja. Kita akan selesaikan besok pagi saja .. Palascha,pagi-pagi nanti tolong buat kue tanpa dicurigai si pencuri apa maksudmu membuat kue itu."celetuk Lena.
Palascha dan tiga temannya pun tidur pulas.
***
Pagi yang cerah menyambut, mentari pun menampakkan diri nya.
Palascha dan ketiga temannya bergegas ke dapur.
"Baiklah. Jalankan rencana nya sekarang"ucap Lena.
Palascha pun mencuci tangannya dan membuat kue lezat. Sementara itu temannya sibuk dengan ponsel.
Selesai membuat, Palascha menaruhnya di jendela.
Ketiga temannya dan Palascha lalu ke kamar.
"Nah. Kita sekarang harus berlari cepat sebelum kue habis !,"ucap Rithalia.
Mereka berlari secepat mungkin,tapi,terlambat kue itu habis tak tersisa.
"Kita tanyakan saja pada mereka bertiga. Aku sudah mulai kesal !"ucap Palascha.
Mereka pun ke kamar Plum pertama.
"Halo Plum. Kau suka kue kan ? Nah,apakah kau mau mengikuti lomba membuat kue di rumah Christal. Ia mengadakannya"tawar Rithalia.
"Aku tak terlalu pintar menghias,"keluh Plum.
"Kami siap mengajari,kok !."ucap Lena.
Mereka pun menawar pada Aira dan Cornelis.
"Ya,ya. Aku terpaksa ikut karena aku suka lomba"kata Aira lirih.
***
Hari pun berlalu, perlombaan membuat kue pun diadakan di rumah Christal.
Yang mengikuti lomba tersebut banyak, ada sekitar 20 orang yang mengikuti nya.
"Siap ? 1 .. 2 .."kata Christal memberi aba-aba.
" .. 3 .. mulai !,"teriak nya tegas.
Lena,Rithalia,Palascha dan Chika memperhatikan setiap peserta,tak terkecuali Plum,Aira dan Cornelis.
Palascha melirik Plum dengan cermat dan teliti.
Tak ada yang aneh, cara gerak-gerik membuat kuenya berbeda jauh dengannya.
Aira juga berbeda,tapi gesit dan lebih cermat dan teliti dibanding Palascha.
Cornelis,gerak nya bahkan lebih lambat tapi teliti.
Waktu 2 jam membuat kue pun akhirnya habis.
"Baiklah, waktu nya penilaian !"pekik Christal .
Pertama, Palascha menilai kue buatan Cornelis.
Ia menyicipi nya. Ia terlonjak kaget.
Rasa kue nya mirip denganku. Bahkan hiasannya mirip sekali denganku. Takaran gula nya juga ditaruh pas. Biasanya ia paling kurang membuat kue. Ahh ... kini Cornelis pencuri kue ku ternyata. Ia pasti sudah tahu lomba yang dibuat Christal, dan ia mencuri kue ku dan menulis apa yang belum ia tambahi di kuenya. Dan pasti ia menulis cara aku membuat kuenya secara diam. Gumam Palascha.
Ketika Nilai penjurian selesai,Palascha memberi tahu pengumuman siapa yang menang.
"Aku sudah tahu juara 4 nya ... yaitu .. Plum !"kata Christal memberi selamat.
"Juara ke 3 adalah ... Thesa"pekik Christaliana.
"Juara 2 adalah ..."Jesshi memberi jeda.
"Aira ! Selamat ya !,"pekik nya.
Kini, Palascha yang menentukan juara pertama.
Ia tersenyum pada Cornelis,sepupu nya itu.
"Aku tahu juara 1 itu, tapi,sayang nya ia suka mencuri apa yang kubuat. Hanya saja ia ingin tahu apa yang belum ditambahi di kuenya dan cara membuatnya juga. Sebenarnya,aku sedikit kesal. Tapi,bagaimana juga kue nya yang terbaik ! Dan itu adalah ..."ucapan Palascha terputus seketika.
Cornelis maju ke depan, semua peserta memandang heran ke Cornelis.
"Maafkan aku telah mencuri kue mu Palascha."kata Cornelis dengan gemetar.
"Aku bangga padamu kok justru. Kamu mengembangkan bakatmu. Itu baik ! ,"ucap Palascha.
"Baiklah ! Ini piala juara pertama untuk mu, Cornelis !"pekik Palascha.
Rithalia,Chika dan Lena memberi gemuruh tepuk tangan.
"Seharusnya kau meminta ku mengajari mu. Tapi,kau hebat juga bisa mengetahui rasa kue dan bisa belajar cepat,"puji Palascha sambil mengacungkan ibu jari nya.
Cornelis jadi tersipu malu.
The End